Saya Nyatakan Mundur Dari PDW 2016

Yes Outdoor : Melalui tulisan ini, saya Den baguse Hari  akan bercerita tentang sebuah pengalaman saya untuk mengambil keputusan yang sangat berat tetapi harus dilakukan. Jika kita dihadapkan pada 2 pilihan "YA atau TIDAK", terlepas dari segala konsekuensinya, maka kita harus benar-benar memahami pilihan yang kita ambil.

Baiklah saya lanjutkan kisahnya, ..keputusan saya untuk mundur dari kegiatan PDW 2016 yang sejatinya sangat saya idam-idamkan sejak lama adalah sebuah keputusan yang sangat susah, tapi ketika saya sudah mengambil sikap, maka hal itu tidak lantas membuat membuat saya menyesal, karena saya tahu itu adalah keputusan terbaik yang saya buat pada waktu itu.

Ada sebuah pepatah atau apalah namanya yang mengatakan bahwa "Penyesalan selalu datang di akhir (belakangan)!" Namun hal itu tidak berlaku untuk diri saya, khususnya pada kasus ini. Tentunya saya merasa bersalah kepada teman-teman, saudara dan pihak lain yang telah ikut  membntu dan memberikansuport yang luar biasa dll. Maaf sekali karena saya tidak dapat mewujudkan keinginan saya sendiri.

Singkat cerita kegiatan PDW 2016


Setelah melewati tahapan seleksi, rangkaian kegiatan PDW  berikutnya adalah Pra PDW 1 dan Pra PDW 2. Disinilah awal mula saya mulai ragu, bimbang dan ada semacam pergolakan dalam diri dan pikiran saya saat itu, "Apakah Saya akan tetap ikut dan melanjutkan semua tahapan PDW 2016 atau tidak?"

Pra PDW 1 dan Pra PDW 2 sudah saya ceritakan sebelumnya. Tanggal 29 dilakukan Gladi kotor upacara pembukaan PDW 2016 yang berlokasi di halaman Gedung Sate Bandung.
Mundur Dari PDW 2016

Sebelumnya, pada malam tanggal 28 Juli 2016 saya berangkat ke stasiun Gombong dengan diantar oleh kakak saya naik montor, eh motor. Hujan deras menemani perjalanan hingga tiba di stasiun. Hal itu bisa jadi sebagai awal yang  membuat saya kurangg fit esoknya. Parahnya lagi saat itu saya juga tidak mengenakan jas hujan. Parah euy.

Perjalanan gak cukup sampai disitu, bahkan ketika telah naik kereta api juga saya sudah merasakan hal yang tidak enak dengan kondisi didalam rangkaian. Bagaimana tidak? Dalam kondisi yang sedang tidak fit, diguyur hujan lalu harus diam lama dalam perjalanan kereta dengan AC yang cukup dingin.

Saya tidak terbiasa dengan kondisi seperti itu sebelumnya, tapi tetap berusaha untuk bisa bertahan. Kalau ada kang Jo mungkin saya sudah dikasih formula rahasia biar tetap sehat seperti waktu mendaki gunung Slamet. Sempat drop dan gak fit tapi bisa kembali melanjutkan setelah di wes hewes hewes dengan formulanya.. hahaha..

Akhirnya sampai juga di Bandung pada pukul 4 pagi. Saya tidak beranjak dari stasiun dan memilih untuk menununggu sampai shubuh. Setelah itu baru bertolak ke Taman Pramuka, karena acara akan dimulai dari pukul 7 pagi.

Kegiatan hari itu adalah cheklist kedua, sholat Jumat, latihan upacara di Gedung Sate, serta latian sedikit latihan fisikdengan berlari dari Taman Pramuka sampai Gedung Sate dengan mnggendong ransel.Selesai pukul 19.00 kami kembali ke Taman Pramuka. Akhirnya kegiatan hari itu ditutup dengan sebuah briefing tentang kegiatan esok hari.

Esoknya Sabtu 30 Juli, kami harus berkumpul sejak pukul 4.30 di Taman Pramuk. Untungnya saya menginap di Taman Pramuka, sehingga tidak terlalu repot, apalagi disana juga sudah kenal dengan salah seorang pemilik warung dimana kami biasa memesan makanan selama mengikuti kegiatan di Bandung.

Kembali lagi kami berlari ke Gedung Sate, dilannjutkan dengan  gladi resik upacara sambil menunggu semua undangan hadir di tempat dilaksanakannya upacara pembukaan PDW 2016.

Akhirnya pada jam 8 pagi upacara dimulai. Asli, ada perasaan bangga, sedih, kalut galau yang bersatu padu dalam diri saya ketika sedang mengikuti upacara pembukaan itu. Terlebih karena upacara tersebut juga dihadiri oleh tamu undangan yang juga merupakan ortu dari masing siswa (tentunya bagi mereka  yang rumahnya ada di sekitar Bandung). Diiringi alunan musik dari Korps Militer Paskhas, sert dibuka oleh Gubernur Jabar pak Aher selaku inspektur upacara. Selesai upacara, kami foto-foto bersama.

Kembali lagi ke Taman Pramuka, kami diberi pengarahan, bahwa kegiatan baru saja dmulai. Genderang perang baru ditabuh. Saat itulah benar-benar mulai terasa.. Dan pada pukul 12 siang kami semua mengikuti ishoma, dilanjutkan dengan ceklist ke 3 dan briefing kegiatan esok hari.

Tapi rupanya tidak semudah itu, karena malam itu kami harus bekerja keras unttk mengumpulkan peralatan perbekalan yang masih kurang dengan batas waktu pukul 22.00. Bisa kebayang dong seperti apa kacaunya waktu itu? Bagaimana tidak, baru pukul  8 malam  bubar, tapi sudah  harus melengkapi semuanya dengan batas waktu sampai pukul 22.00. Maka malam itu banyak dari siswa yang keliling Bandung untuk membeli ini dan itu yang belum lengkap.

Oia ding... Kenapa masih saja banyak yang kurang? Itu terjadi karena memang  dari panitia ada tambahan item yang harus dibawa. Contohnya adalah  jarum suntik, second skin, pinset dan yg paling susah plastik packing, karena harus yang tebal. Padahal saya sudah dua kali beli waktu masih  di kampung, tapi  masih gak berlaku. Kalau sesuai dengan yang ada di form form cheklist, sebenarnya kami sudah lengkap. Tapi rupanya tidak semua sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh panitia. Asem.. mumet kiye.

Setelah bergerilya diberbagai lokasi, akhirnya lewat tengah malam kami baru bisa tidur malam yang tidak nyenyak. Bagaimana mau tidur nyenyak? Perut lapar, kepikiran banyak hal dan yang pasti jam 2:30 sudah harus bangun dan jam 3:30 kami semua harus sudah berkumpul lagi euy.

Makanya kalau ada yang nanti ingin mengikuti PDW selanjutnya, supaya benar-benar dipersiapkan segalanya dengan matang dan sesuai standar yang ditetapkan panitia. Dan harus juga bisa memanfaatkan waktu istirahat, berapapun waktu yang ada.

Mundur Dari PDW 2016

Absensi dan shubuhan berjamaah, barulah kegiatan hari itu dilanjutkan. Pukul 5.30 longmarch dan dibuat per regu berisi 5 siswa. Saya masuk ke regu 14. Perjalanan pagi itu kami jalani dengan menyusuri jalan Martadinata, Dago, Cieumbuluit, Unpar, PLucut apa Punclut ya aku lupa haha, selanjutnya menuju ke arah pasar Lembang, Jayagiri dan Tangkuban Parahu.

Pos 1 ada di Hegarmanah (seinget saya). Kondisi saya masih oke. Tiap pos juga ada pengisian air minum. Selanjutnya mulai terasa berat karena jalan aspal menanjak hampir 40 derajat kali ya? Sebenarnya kami sempat diberi air untuk membasahi kepala dan topi krn teriknya mentri siang itu. Pukul 10 atau 11 lah.

Pos 2 berlokasi di alun-alun Lembang. Saat itu juga saya masih dalam kondisi ok. Teman-teman yang lain mulai ada yang tertinggal yang mengakibatkan kami sering mendengar teriakan-teriakan dari pelatih agar  "Rapatkan barisan tuan!" *tuan sebutan untuk siswa PDW*

Selepas Pos 2, kami masuk area perhutani di wilayah Jayagiri. Masih di Lembang. Tapi sebenarnya saya lupa nama persisnya karena saat di gerbang masuk saya tak sempurna mengeja tulisannya. Apa yaa?

Nah, dilokasi inilah saya mulai  drop. Kondisi hampir sama dengan pendakian Slamet 2014 lalu, dimana tenaga sudah habis hingga untuk melangkahkan kaki pun sudah terasa berat, pusing, mual. Dan.. saya mulai tertinggal.

Kalau ada kang Jo mungkin saya sudah dikasih formula rahasia biar tetap sehat seperti waktu mendaki gunung Slamet. Sempat drop dan gak fit tapi bisa kembali melanjutkan setelah di wes hewes hewes dengan formulanya.. hahaha..

Sementara regu saya terus berjalan, saya malah  bergabung dengan teman-teman lain yg tertinggal juga. Saya mulai putus asa. Ada keinginan untuk mundur saat itu juga, tapi saya tahan berkat suport dari senior/pelatih kang Ardesir. Saya bisa bertahan sampai masuk ishoma 12-12.40 .

Lanjut, mulai masuk hutan, bertemu dengan rombongan montor cross apa moto cross ya? Sempat salah jalur juga tuh. Gak cuma sekali dua kali tapi berkali-kali. Mungkin itu tanda-tanda terselong haha...  Jika dikalkulasi maka  waktu yang terbuang karena salah jalur sekitar 2jam.

Akhirnya pukul 16 bertemu dengan rombongan depan yang mengarah ke Tangkuban Parahu.  Kondisi ramai dan saya sudah berada di barisan belakang ditemani oleh kang Ardesir yang terus mensuport saya.

Saya berusaha untuk setidaknya bisa sampai di kawah Tangkuban Parahu, begitulah apa yang dikatakan kang Ardesir. Sementara rombongan besar terus melaju meninggalkan saya.

Kemudian saya sempat bergabung dengan mereka pada pukul 17 sore, persis di atas kawah Tangkuban Parahu. Disanalah saya memutuskan untuk tidak ikut melanjutkan sesi berikutnya dari PDW 2016. Meskipun berkali-kali pelatih mensuport  saya untuk terus lanjut, tapi keputusan saya sudah bulat.

Hingga akhirnya badge nama dan nomor saya dilepas, mengisi surat pernyataan yang intinya menyatakan bahwa "Dengan ini saya resmi mundur dari kegiatan PDW 2016".

Mundur Dari PDW 2016

Sekedar informasi saja nih. Sebelum kejadian badge dilepas, saya sudah berkali-kali muntah dan sempat dicek oleh tim dokter PDW. Mereka menyatakan bahwa saya mengalami kekurangan elektrolit. Selain faktor fisik, ada juga faktor lain yang membuat saya mundur. Tapi maaf, saya tidak bisa menceritakan disini.

Selanjutnya saya diantar turun ke Bandung oleh panitia, menginap di sekre Wanadri, paginya bertolak ke Taman Pramuka, pesan tiket kereta. Sambil menunggu malam, saya banyak ngobrol dengan pemilik warung di Taman Pramuka sampai menjelang jam 7 malam.

Akhirnya saya segera melanjutkan langkah menuju stasiun Kiara Condong untuk kembali pulang menggunakan kereta api yang akan berangkat pukul 9 malam.

Ada rasa berat hati untuk meninggalkan Taman Pramuka dan juga penghuninya (abah Edi, ibu pemilik warung, terimakasih semuanya..,)

Sekian kisah ini saya sampaikan. Untuk teman-teman yang akan mengikuti kegiatan PDW selanjutnya saya berpesan

Supaya benar-benar mempersiapkan diri secara maksimal dan benar-benar fokus pada kegiatan tersebut. Ada baiknya juga untuk tinggal sementara di area Bandung supaya memudahkan kita mengikuti seluruh prosesinya juga bisa beradaptasi dengan lingkungan disana serta mendapatkan banyak informasi penting terkait kegiatan PDW.
.

Posting Komentar

3 Komentar

  1. sayang bgt bro harus mundur. tapi itu pilihan sulit. jangan nyerah disini dan besok ikut lagi

    BalasHapus
  2. memang berat dan butuh fisik dan mental yang sempurna tuh. TAPI salut den hari bisa sampai titik itu. mau ikut lgi gak sesi berikutnya

    BalasHapus
  3. COMPLICATED PASTINYA

    BalasHapus

Silahkan meninggalkan jejak disini bro & sist :)