Kebumen - Bandung Motoran Demi Pra PDW Tahap 1

Yes Outdoor : Sebuah keinginan memang harus diperjuangkan dengan sepenuh hati. Meskipun berat jika difikirkan, tapi yakinlah dengan ijin Allah SWT semua itu bisa kita jalani. Yang penting adalah nikmati  prosesnya, karena hasil akhir juga akan tergantung oleh proses yang kita lakukan.

Saya Den Baguse Hari Satria kembali mengisahkan catatan pribadi untuk Yes Outdoor.

Kebetulan Sabtu 16 Juli kemarin saya harus mengikuti proses terkait dengan Pendidikan Dasar Wanadri 2016 yang saya ikuti setelah dinyatakan lulus pada seleksi yang sebelumnya juga dilaksanakan di Bandung.

Sebenarnya saya telah menceritakan ini pada mas Teguh & Joherujo saat jumpa mereka dihari lebaran kemarin, meskipun waktunya tidak lama. Saya ceritakan apa adanya, termasuk saat saya dinyatakan lulus seleksi PDW 2016. Untuk itulah saya kembali akan berangkat ke Bandung menggunakan motor karen kehabisan tiket kereta api, sedangkan kalau naik bus saya bisa gak tahan. Gak tahan seperti waktu ke Sindoro dulu sampai mengeluarkan isi perut. Gak tahan juga ongkosnya yang terhitung tinggi. Mungkin karena masih kebawa suasana lebaran.

Buku Saku PDW 2016
Buku Saku PDW 2016

Akhirnya, sebelum berangkat saya ngobras alias ngobrol santai dengan kang Joherujo tentang rencana tersebut yang akan dieksekusi besok harinya ( Sabtu 16 Juli ). Ke Bandung naik motor. Kebetulan kang mas Joherujo mengetahui dan berpengalaman dengan jalur selatan Jawa Barat tersebut.

Pokoknya mau naik motor, kereta api ataupun jalan aspal dia tahu banget deh sampai detil termasuk pilihan jalur, tempat istirahat atau check point yang disarankan. Bahkan perkiraan waktunya juga edyan.. pas banget. Ngalahin ki Joko Bodo. Haha..

Dia menyarankan saya untuk berangkat lebih pagi dari rencana saya, tapi karena memang saya kurang istirahat setelah hari-hari sebelumnya menyiapkan semua yang harus dibawa, maka dengan terpaksa melakukan perjalanan dari rumah di Kebumen pada kulul 9:30.

Saya masih ingat dengan itungan perkiraan perjalanan dengan berbagai faktor yang ada. Kang mas Joherujo bilang kalau saya akan sampai Bandung sekitar pukul 20:00 atau jam 8 malam, tapi saya yakin sebelum maghrib akan sudah sampai. Saya abaikan itu dan terus bergerak ke barat melewati jalur yang sudah direkomendasikan.

Ini adalah perjalanan untuk mengikuti kegiatan Pra PDW Tahap 1. Meluncur ke Bandung mengendarai  Montor (ups.. motor yah?) sendirian. Basa kerennya mungkin single fighter yaa? Tapi dia lebih suka menyebut dengan istilah solo touring. Dasar kang mas.. emange touring ke Solo? Haha..

Jalur Pilihan via Sukahaji - Cihaurbeuti

Jalanan waktu itu masih cukup padat, karena masih dalam suasana arus balik dan juga weekend bro...! Hal itu tentunya membuat perjalanan saya jadi tersendat. Saat waktu menunjukkan pukul 11:45, saya tiba di Jatilawang, Wangon dan istirahat sambil sekalian shalat dhuhur di sebuah masjid yang kebetulan berada didekat jalan.

Entah jam berapa waktu itu saya lanjutkan setelah selesai shalat dan istirahat. Mungkin 12:30 ya? Dengan mengendarai motor saya terus menyusuri jalur selatan dengan medan yang bergelombang dengan variasi tanjakan dan kelokan sebelum sampai di batas propinsi Jawa Tengah - Jawa Barat.

Dibatas propinsi tersebut bisa jadi salah satu moment yang romantis kalau dibuat film, karena tiba-tiba saya ingat masa kecil, saat baru mengenal pendakian gunung, ingat kakang Cocim juga wkk.. Ngantuk Dilarang Nyetir, Nyetir Dilarang Ngantuk! Kata kang Joherujo wkkk saru tapi bener juga sih

Nah sekitar pukul 14:30 saya telah sampai di batas provinsi. Singkat kata perjalanan saya lanjutkan sampai ke Ciamis, dimana saat itu saya kembali rehat untuk menunaikan kewajiban shalat ashar sambil sekalian mengistirahatkan fisik dan juga motor. Kata kang mas sih biar badan gak nglokro dan motor juga gak stress dibawa lari dengan menopang berat badan yang alamaak.. berapa puluh kilo ya? Yang pasti mendekati 100 dan ukuran sepatu 45, belum lagi semua apa yang saya packing ikut dibawa. Haha..

Selesai shalat dan istirahat ashar, saya lanjutkan perjalanan kembali. Jalur yang dipilihkan adalah melalui Sukahaji - Cihaurbeuti biar lebih cepat dan memangkas jarak dan waktu perjalanan, karena tidak masuk ke Tasik. Benar saja jalanan disana lebih lancar dan asyik untuk dinikmati.

Berbekal informasi yang saya dapat dari kang mas Joherujo bahwa jalur selepas alun-alun Cipanas akan semakin asyik untuk dinikmati tapi harus tetap waspada. Dan memang begitu adanya, jalur mulai berkelak-kelok nanjak dan juga sesekali turun dengan belokan yang cukup tajam.

Saya nikmati saja perjalanan itu hingga akhirnya saat maghrib tiba, saya sudah berada disekitar Nagreg. Shalat dan istirahat lalu melanjutkan kembali perjalanan melintasi jalur yang belum saya lewati dengan segala pengalaman yang ada. Berbekal informasi yang saya simpan, akhirnya sampailah saya di Bandung pada pukul 20:00.

Rindam 3 Siliwangi
Rindam III Siliwangi Malam Itu
Buset dah, tiba-tiba ingat dengan itungan waktunya kang mas Joherujo yang ternyata sekali lagi tepat. Jadi ingat apa yang dialami mas Oding juga Maman yang katanya... hihihi.. gak usah saya tulis disini ah. Haha..

Saat itu saya sempat bingung saat sampai di Bandung. Ya bingung dengan tujuan mau kemana, mau rehat dimana? Sebenarnya kang mas Joherujo telah menyarankan untuk istirahat di rumah cees beratnya, kang Gugun yang telah menyiapkan sebuah kamar di rumahnya di sekitar Jl Dipati Ukur.  Tapi saya merasa malu dan gak enak meskipun tetap saya coba mencarinya. Dan akhirya gak ketemu juga, malah nyasar gak karuan, wkkk. Mungkin karena setengah hati jadinya Gatot alias gagal total ya?

Akhirnya saya hubungi lagi kang mas Joherujo dan bilang kalau saya nyasar. Dia malah ketawa. Tapi pantaslah ketawa karena dengan jarak tempuh yang sekitar 2 Km dan bisa ditempuh dalam 7 menit, ternyata saya malah melenceng sangat jauh. Kasus.. kasus..

Karena hari juga sudah semakin larut, akhirnya saya hanya menitipkan salam saja untuk kang Gugun. Akhirnya saya coba kontak sana-sini demi mendapatkan tempat bernaung malam itu. Syukur alhamdulillah dapat juga dan saya memutuskan utuk ikut numpang di UNPAS Tamansari. Tepatnya di Sekre KSR ( Korps Sukarela/PMI)

Berkenalan dengan si empunya tempat, ngbrol bentar, trus istrahat karena esoknya mesti bangun gasik pukul 4 pagi dan akan bersentuhan dengan air yang seperti keluar dari kulkas. Brrr... dinginnnn.

Malam itu jumlah siswa PDW yang numpang di UNPAS ternyata gak saya sendiri, karena seingat saya ada 10 orang. Wih banyak juga ya?

Dengan jumlah nebengers ( ikut menginap ) yang cukup banyak ternyata memudahkan kita juga untuk menuju ke lokasi. Kami memutuskan untuk nyarter angkot. Kami semua berangkat pukul 5:30 pagi setelah selesai shalat Subuh.

Dalam petunjuk yang kami terima dari panitia mewajibkan peserta untuk membawa bekal makan siang, karena acaranya berlangsung sampai sore hari brooo....

Pra PDW Tahap 1

Kegiatan Pra PDW Tahap 1 diawali dengan absensi, penyerahan fotocopy KTP, pasfoto dan bukti transfer biaya daftar ulang. Selanjutnya adalah pengecekan alat-alat peserta. Proses ini berjalan cukup lama karena kelengkapan dari semua peserta di cek satu per satu.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ternyata alat yang saya bawa dinyatakan cukup banyak yang gak lolos oiiiiii! jadi pusing deh..
Sekitar pukul 11 pengecekan alat telah selesai, selanjutnya kami di briefing oleh sesepuh wanadri, kang Koeswara yang memberikan sedikit petuah kepada kami wkwkwk.

Waktu memasuki pukul 12 siang, yang artinya juga masuk waktu shalat dhuhur. Para peserta menunaikan kewajiban shalat shuhur di masjid Rindam III Siliwangi. Tapi sebelumnya kami makan siang bareng dengan membentuk sebuah lingkaran besar.

Acara selanjutnya adalah sesi foto. Ya, kami melakukan foto close up dengan memegang kertas yang berisi nama dan nomor siswa. Seperti tahanan di film-film Hollywood deh.... haha. Untung saya pernah ikut fim Dar Der Dor. Dasar kerjaan kang Joherujo wkkkk..

Action Saya di Film Dar Der Dor
Setelah sesi foto, kami semua diberikan suntik anti tetanus dan sesi hari itu ditutup dengan materi perbekaln dan packing, yang intinya bagaimana kami harus bisa memilih dan memilah alat (yang sifatnya tetap, karena saat dibawa sampai selesai tetap utuh) sedangkan bekal (berkurang) dan juga menyetel ransel sesuai body.

Sore hari sekitar pukul 5 sore, sesi Pra PDW Tahap 1 selesai. Sebelumnya kami  diberi badge nama dan nomor Siswa Wanadri. Hehhe, senang bngt dikasih atribut ini.. #Cengengesan aja nih bro Hari wkkk

Itulah sekelumit kegiatan Pra PDW 1. Nantikan catper Pra PDW 2 dari saya, Den Baguse Hari Satria yaooooo...

Malmnya saya balik lagi ke Unpas, istirahat karena paginya akan melakukan perjalanan balik ke Kebumen. Meski rencana sebelumnya saya mau langsung balik Kebumen, tapi ditakut-takuin sama kang mas Joherujo.

Giliran nginep malah dikirim cerita horor disekitar Tamansari. Dasar iya.. asem!!! Jadi tambah ngeriii jadinya

Sekian

Posting Komentar

5 Komentar

  1. Pendaki yang taat agama dan baik hati pastinya. Semoga mas Den Bagus bisa menyelsekan seluruh tahap pdw

    BalasHapus
  2. knelin dong bang sama den bagus

    BalasHapus
  3. Waah jd berasa artis beneran wkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. ampun kesupen syukuranipun nggeh den bagus

      Hapus
  4. Nasi tumpengan dong?

    BalasHapus

Silahkan meninggalkan jejak disini bro & sist :)