Ironi Gunung Marapi, Antara Sampah dan Vandalisme

Yes Outdoor : Mendaki gunung merupakan sebuah aktivitas yang menguras banyak tenaga dan harus didukung oleh mentalitas yang sehat.

Ada tanggung jawab besar dalam setiap kegiatan pendakian. Tanggung jawab pada diri sendiri atau tim serta kewajiban untuk bisa menjaga alam supaya tidak rusak dengan aktifitas kita di gunung maupun hutan.

Jika dulu, para pendaki umumnya berangkat dan tumbuh dari suatu komunitas pecinta alam, baik itu mapala, klub pendaki maupun sispala untuk kalangan siswa sekolah menangah atas, sehingga mereka cenderung mengerti ada suatu kode etik untuk tidak merusak alam.

Hal itu berbeda dengan para pendaki saat ini yang sepertinya  bisa tumbuh dari media sosial ataupun terpikat dengan kemewahan foto selfie dengan kesadaran ataupun pengetahuan tentang kode etik yang nggak tahu seperti apa.
Apa jadinya jika semua ini kita diamkan?

Dari sana pulalah,  mulai muncul berbagai macam tindakan yang sengaja ataupun tidak, bisa merusak kelestarian dan keindahan alam. Hal ini sepertinya banyak kita temukan diberbagai gunung di Indonesia.

Terakhir seperti yang disampaikan kang Ojat yang akrab dengan kawasan gunung di Sumbar. Kemarin, ketika dia mendaki gunung Marapi, konon merasa sedih dengan keadaan disana.

Banyak sampah berserakan diberbagai lokasi dan juga vandalisme. Haruskan hal ini terus didiamkan? Tidakkah cukup kita mengingatkan setiap pendaki untuk tidak nyampah di gunung. Mungkin masih ingat dengan orang asing yang ikut berpartisipasi membersihkan sampah di gunung kita.

Janganlah kejadian yang tidak baik ini tumbuh dan akibatnya akan merusak dan merugikan kita semua. Kalau bukan dari kesadaran kita, lalu  siapa lagi yang akan peduli dan menumbuhkan rasa cinta pada alam?

Posting Komentar

0 Komentar