Pendaki Semeru Hilang Saat Turun Gunung

Yes Outdoor : Belum lama kita posting artikel tentang dua pilihan bagi orang tua ketika anaknya minta ijin untuk mendaki, gak lama juga tersiar kabar bahwa ada seorang pendaki gunung Semeru asal Bogor yang dinyatakan hilang.
Sekedar mengingatkan kembali bahwa kegiatan naik gunung adalah suatu aktivitas yang menuntut kematangan dalam management, ilmu pendakian dan navigasi serta kekuatan fisik dan mental. Artinya kita harus menyiapkan segalanya dengan sangat baik, karena resikonya memang besar. Pilihan resikonya bisa jadi adalah kecelakaan ( yang bisa menimbulkan cidera atau cacat seumur hidup ) dan yang paling extreme adalah kematian. Serem ya? 
Dalam kejadian tersebut, korban yang bernama Daniel Saroha (31) asal Bogor, Jawa Barat mendaki dalam sebuah rombongan berjumlah 21 orang. Petugas TNBTS di Resort Ranu Pane menerima laporan pendaki hilang pada Selasa 11 Agustus 2015  pukul 18.00 WIB dari teman korban.
Inilah suasana menuju puncak Semeru dan rute yang dilalui para pendaki *Stop Kalimat? Ups..
Diduga korban tersesat dalam perjalanan turun dari puncak Semeru. Menurut Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari, korban bersama rombongan berjumlah 21 orang melakukan pendakian di gunung Semeru sejak Sabtu lalu dan pada Senin dini hari melakukan pendakian ke puncak Semeru (Mahameru).

"Setelah dari puncak, mereka turun dan korban terakhir terlihat di batas vegetasi pukul 11.00 WIB, namun setelah ditunggu 3 jam tidak muncul, maka teman-temannya turun ke Kalimati meminta bantuan porter dan sukarelawan".
Masih menurut informasi dari Kepala Balai Besar TNBTS, Saat dilakukan pencarian di sekitar Arcopodo tidak juga ditemukan, semua rombongan korban turun dan 2 orang turun lebih dulu untuk melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Resort Ranu Pane di Lumajang pada sore hari pukul 15.00 WIB.

"Kami menurunkan tim advance yang pertama malam  ini 
(selasa 11 Agustus 2015) untuk melakukan pencarian terhadap korban yang hilang dan besok Rabu akan dilanjutkan menurunkan tim advance kedua," papar Ayu.

Sebelumnya dilaporkan juga bahwa batas pendakian gunung Semeru adalah disekitar Kali Mati. Hal tersebut juga diungkapkannya :

TNBTS memberikan rekomendasi batas pendakian hingga di Kalimati karena berbahaya seiring dengan status Gunung Semeru masih Waspada (Level II).
Saat hendak melakukan pendakian ke Semeru, petugas di Resort Ranu Pane selalu menyampaikan batas pendakian hingga Kalimati dan mereka menandatangani surat pernyataan untuk tidak naik ke Mahameru.
Nah... bagaimana ini? Menurut saya, kejadian seperti ini sudah sering kali terulang dan terulang. Para pendaki Semeru merasa tidak cukup hanya mendaki sampai di Kalimati saja. Jujur saja, perjalanan dari Kalimati menuju puncak adalah salah satu trek yang penting untuk bisa menuntaskan keinginan memijakkan kaki di atap pulau Jawa. Dan kesempatan untuk bisa menjejakkan kaki disana tidaklah selalu ada setiap saat. Saya yakin hampir semua pendaki akan meng-amini ini :)

Karena banyak pendaki kita yang memegang prinsip, gak sampai puncak, maka pendakian tidak berhasil, sehingga mereka akan menyepelekan keselamatan. Tapi apapun itu akan kembali ke masing-masing individu.


Bagaimana Pengawasan TNBTS
Sementara dari sisi pengawasan yang dilakukan TNBTS yang memiliki kekuasaan diarea tersebut sepertinya kurang maksimal. Harusnya mereka menyiagakan orang-orang di Pos Kalimati yang bisa menghalau dan melarang para pendaki yang "nekat" muncak.

Tapi nyatanya, sejak lebaran kemarin, banyak teman-teman saya yang mendaki hingga ke puncak tertinggi pulau Jawa ini. Saya sendiri gak menanyakan ada tidaknya rekomendasi atau larangan muncak dari TNBTS. Hanya bersyukur, mereka telah berhasil menjejakkan kaki di atap pulau Jawa dan kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasanya.

Atap pulau Jawa 3676 Mdpl
Kembali lagi kepada korban. Dia melakukan pendakian Semeru bersama rombongan besar. Kita tidak tahu kondisi yang sebenarnya ada dilapangan. Pembagian tugas, faktor alam seperti cuaca, pengetahuan tentang pendakian dan fisik serta mental dari para pendaki tersebut ketika menuju puncak maupun pada saat mereka akan turun gunung. Mengingatkan kembali kejadian dengan rombongan besar tahun kemarin.

Hanya berharap dan berdoa, semoga tim pencari bisa segera menemukan survivor dalam keadaan selamat. Semoga juga survivor punya semangat seperti mas ini, yang bisa bertahan hidup saat hilang di Semeru.  Dan sekali lagi, ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua yang mencintai kegiatan pendakian gunung.

Marilah kita persiapkan ekspedisi kita dengan matang, mencari informasi terkini tentang gunung yang akan kita daki, persiapkan juga fisik, mental dan segala hal yang berhubungan dengan pendakian gunung.


Posting Komentar

1 Komentar

  1. "Hi!..
    Greetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
    visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
    Aktual

    BalasHapus

Silahkan meninggalkan jejak disini bro & sist :)